tentang aku dan dia

tentang aku dan dia
11 nov 2010

Selasa, 08 Mei 2012

IUGR


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
            Kehidupan manusia dimulai sejak masa janin dalam rahim ibu. Sejak itu, manusia kecil telah memasuki masa perjuangan hidup yang salah satunya menghadapi kemungkinan kurangnya zat gizi yang diterima dari ibu yang mengandungnya. Jika zat gizi yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka janin tersebut akan mempunyai konsekuensi kurang menguntungkan dalam kehidupan berikutnya. Sejarah klasik tentang dampak kurang gizi selama kehamilan terhadap outcome kehamilan telah banyak didokumentasikan. Fenomena the Dutch Famine menunjukkan bahwa bayi-bayi yang masa kandungannya (terutama trimester 2 dan 3) jatuh pada saat-saat paceklik mempunyai rata-rata berat badan, panjang badan, lingkar kepala, dan berat placenta yang lebih rendah dibandingkan bayi-bayi yang masa kandungannya tidak terpapar masa paceklik dan hal ini terjadi karena adanya penurunan asupan kalori, protein dan zat gizi essential lainnya.
Kekurangan Nutrisi bukan saja satu satunya masalah yang dihadapi janin. Banyak bahaya lain yang mengancam ,yang beberapa diantaranya turut mepengaruhi lamanya usia kehamilan.Akibatnya ada janin yang lahir sebelum waktunya(Prematur) , lewat dari waktunya (postmatur/serotinus),Ada yang tidak mampu bertahan hidup hingga meninggal di dalam rahim (KJDR).Ada yang mampu bertahan namun mengalamigangguan pertumbuhan(Pertumbuhan janin terhambat/PJT)yang kadang juga disebut IUGR.Ke empat masalah yang ada di atas sangat pentinguntuk di ketahui oleh para calon bidan yang nantinya mungkin akan banyak menghadapi masalah tersebut.

1.2 Rumusan masalah
·         Apa yang dimaksud dengan IUGR ?
·         Apa penyebab IUGR?
·         Klasifikasi Intra Uterin Growth Restriction ?
·         Bagaimana mendiagnosisnya ?
·         Apakah Patofisiologi IUGR ?
·         Bagaimana komplikasi IUGR ?
·         Bagaimana penanganannya ?

1.3 Tujuan
Agar Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengetahui tentang :
·         Pengertian IUGR
·         Penyebab IUGR
·         Klasifikasi IUGR
·         Cara mendiagnosis IUGR
·         Patofisiologi IUGR
·         Komplikasi IUGR
·         Cara penanganan IUGR









BAB II
PEMBAHASAN

Intra Uterine Growth Reterdation (IUGR)
2.1 Definisi IUGR
Definisi menurut WHO (1969), janin yang mengalami pertumbuhan yang terhambat adalah janin yang mengalami kegagalan dalam mencapai berat standard atau ukuran standard yang sesuai dengan usia kehamilannya.
Pertumbuhan Janin Terhambat atau Intra Uterine Growth Reterdation adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan nutrisi dan pertumbuhan janin yang mengakibatkan berat badan lahir dibawah batasan tertentu dari usia kehamilannya.
Definisi yang sering dipakai adalah bayi-bayi yang mempunyai berat badan dibawah 10 persentil dari kurva berat badan bayi yang normal). Dalam 5 tahun terakhir, istilah Retardation pada Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) telah berubah menjadi Reterdation oleh karena Retardasi lebih ditekankan untuk mental.
Ada dua bentuk PJT menurut Renfield (1975) yaitu:
1. Proportionate Fetal Growth Restriction: Janin yang menderita distress yang lama di mana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan-bulan sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang dan lingkar kepala dalam proporsi yang seimbang akan tetapi keseluruhannya masih di bawah gestasi yang sebenarnya.
2. Disproportionate Fetal Growth Restriction: Terjadi akibat distress subakut. Gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa hari sebelum janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkar kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi tampak waste dengan tanda-tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit, kulit kering keriput dan mudah diangkat, bayi kelihatan kurus dan lebih panjang.
Pada bayi PJT perubahan tidak hanya terhadap ukuran panjang, berat dan lingkaran kepala akan tetapi organ-organ di dalam badan pun mengalami perubahan misalnya Drillen (1975) menemukan berat otak, jantung, paru dan ginjal bertambah sedangkan berat hati, limpa, kelenjar adrenal dan thimus berkurang dibandingkan bayi prematur dengan berat yang sama.Perkembangan dari otak, ginjal dan paru sesuai dengan masa gestasinya.

2.2 Etiologi dan faktor risiko
A.    ETIOLOGI
1. Faktor ibu, golongan faktor ibu merupakan penyebab yang terpentiug.
a. Penyakit hipertensi (kelainan vaskular ibu).
Pada trimester kedua terdapat kelanjutan migrasi interstitial dan endotelium trophoblas masuk jauh ke dalam arterioli miometrium sehingga aliran menjadi tanpa hambatan menuju retroplasenter sirkulasi dengan tetap. Aliran darah yang terjamin sangat penting artinya untuk tumbuh kembang janin dengan baik dalam uterus. Dikemukakan bahwa jumlah arteri-arterioli yang didestruksi oleh sel trophoblas sekitar 100-150 pada daerah seluas plasenta sehingga 21
cukup untuk menjamin aliran darah tanpa gangguan pada lumen dan arteri spiralis terbuka. Gangguan terhadap jalannya destruksi sel trophoblas ke dalam arteri spiralis dan arteriolinya dapat menimbulkan keadaan yang bersumber dari gangguan aliran darah dalam bentuk “iskemia retroplasenter”. Dengan demikian dapat terjadi bentuk hipertensi dalam kehamilan apabila gangguan iskemianya besar dan gangguan tumbuh kembang janin terjadi apabila iskemia tidak terlalu besar, tetapi aliran darah dengan nutrisinya merupakan masalah pokok.
b. Kelainan uterus.
Janin yang tumbuh di luar uterus biasanya mengalami hambatan pertumbuhan
c. Kehamilan kembar.
Kehamilan dengan dua janin atau lebih kemungkinan besar dipersulit oleh pertumbuhan kurang pada salah satu atau kedua janin dibanding dengan janin tunggal normal. Hambatan pertumbuhan dilaporkan terjadi pada 10 s/d 50 persen bayi kembar.

d. Ketinggian tempat tinggal.
Jika terpajan pada lingkungan yang hipoksik secara kronis, beberapa janin mengalami penurunan berat badan yang signifikan Janin dari wanita yang tinggal di dataran tinggi biasanya mempunyai berat badan lebih rendah daripada mereka yang dilahirkan oleh ibu yang tinggal di dataran rendah.
e. Keadaan gizi.
Wanita kurus cenderung melahirkan bayi kecil, sebaliknya wanita gemuk cenderung melahirkan bayi besar. Agar nasib bayi baru lahir menjadi baik, ibu yang kurus memerlukan kenaikan berat badan yang lebih banyak dari pada ibu-ibu yang gemuk dalam masa kehamilan. Faktor terpenting pemasukan makanan adalah lebih utama pada jumlah kalori yang dikonsumsi setiap hari dari pada komposisi dari kalori. Dalam masa hamil wanita keadaan gizinya baik perlu mengkonsumsi 300 kalori lebih banyak dari pada sebelum hamil setiap hari. Penambahan berat badan yang kurang di dalam masa hamil menyebabkan kelahiran bayi dengan berat badan yang rendah.
f. Perokok.
Kebiasaan merokok terlebih dalam masa kehamilan akan melahirkan bayi yang lebih kecil sebesar 200 sampai 300 gram pada waktu lahir. Kekurangan berat badan lahir ini disebabkan oleh dua faktor yaitu :
• wanita perokok, cenderung makan sedikit karena itu ibu akan kekurangan substrat di dalam darahnya yang bisa dipergunakan oleh janin,
• merokok menyebabkan pelepasan epinefrin dan norepinefrin yang menyebabkan vasokonstriksi yang berkepanjangan sehingga terjadi pengurangan jumlah pengaliran darah kedalam uterus dan yang sampai ke dalam ruang intervillus.

2. Faktor anak.
a. Kelainan kongenital.
b. Kelainan genetic
c. Infeksi janin, misalnya penyakit TORCH (toksoplasma, rubela, sitomegalovirus, dan herpes).
Infeksi intrauterin adalah penyebab lain dari hambatan pertumbuhan intrauterin. Banyak tipe seperti pada infeksi oleh TORCH (toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, dan herpes simplex) yang bisa menyebabkan hambatan pertumbuhan intrauterin sampai 30% dari kejadian. Infeksi AIDS pada ibu hamil menurut laporan bisa mengurangi berat badan lahir bayi sampai 500 gram dibandingkan dengan bayi-bayi yang lahir sebelum terkena infeksi itu. Diperkirakan infeksi intrauterin meninggikan kecepatan metabolisme pada janin tanpa kompensasi peningkatan transportasi substrat oleh plasenta sehingga pertumbuhan janin menjadi subnormal atau dismatur.

3. Faktor plasenta
Penyebab faktor plasenta dikenal sebagai insufisiensi plasenta. Faktor plasenta dapat dikembalikan pada faktor ibu, walaupun begitu ada beberapa kelainan plasenta yang khas seperti tumor plasenta. Sindroma insufisiensi fungsi plasenta umumnya berkaitan erat dengan aspek morfologi dari plasenta.

B.Faktor-faktor risiko PJT.
a. Lingkungan sosio-ekonomi rendah.
b. Riwayat PJT dalam keluarga.
c. Riwayat obstetri yang buruk
d. Berat badan sebelum hamil dan selama kehamilan yang rendah.
e. Komplikasi obstetri dalam kehamilan.
f. Komplikasi medik dalam kehamilan.

Faktor-faktor risiko PJT sebelum dan selama kehamilan.
I. Faktor yang terdeteksi sebelum kehamilan
a. Riwayat PJT sebelumnya.
b. Riwayat penyakit kronis.
c. Riwayat APS (Antiphospolipid syndrome).
d. Indeks Massa tubuh yang rendah.
e. Maternal hypoxia

II. Terdeteksi selama kehamilan
a. Riwayat makan obat-obatan tertentu.
b. Perdarahan pervaginam.
c. Kelainan plasenta.
d. Partus prematurus.
e. Kehamilan ganda.
f. Kurangnya pertambahan BB(berat badan) selama kehamilan.

2.3 . Klasifikasi Intra Uterin Growth Reterdation
Secara Klinis IUGR dibagi 3, berdasarkan waktu kapan mulai dan berapa lamanya
pengaruh yang menghambat pertumbuhan itu berlangsung.

1. Type 1, simetrik IUGR
Type 1 IUGR menunjuk pada bayi dengan potensi penurunan pertumbuhan. Type IUGR ini dimulai pada gestasi yang lebih awal, dan semua fetus ini menurut perbandingan SGA.
Lingkar dada dan kepala, panjang dan beratnya semua dibawah 10 persentil untuk usia kehamilan, tetapi bayi ini memiliki Indek Ponderal yang normal.Type 1 IUGR merupakan akibat dari hambatan pertumbuhan pada awal kehamilan. Pada tahapan awal pertumbuhan embrio fetus, ditandai dengan mitosis pada usia kehamilan 4 sampai dengan 20 minggu yang disebut fase hiperplasti.Apabila ada kondisi patologis selama fase ini akan mengurangi jumlah sel untuk bayi.
IUGR simetrik terjadi pada 20-30% pada fetus yang mengalami hambatan pertumbuhan. Keadaan ini disebabkan adanya hambatan mitosis ketika terjadi infeksi dalam kandungan (misalnya, herpes simplek, rubella, cytomegalovirus dan toksoplasma), kelainan kromosom, dan kelainan congenital. Harus diingat, bagaimanapun, fetus yang simetris mungkin secara aturan kecil dan menderita tetapi tidak semuanya mengalami ketidaknormalan.
Secara umum, IUGR Type 1 berhubungan dengan prognosisi yang tidak baik ; ini berhubungan dengan kondisi phatologis yang menyebabkannya. Weiner dan Wiliamson menunjukkan,ada tidak adanya factor resiko yang diidentifikasi dari ibu, diperkirakan 25% beberapa fetus yang dinilai, hambatan pertumbuhan yang dimulai lebih awal terjadi pada aneuploidy. Oleh karena itu, penilaian sample darah pada umbilical (Percutaneus Umbillical Blood Sampling), betul betul direkomendasikan untuk mengetahui Karyotype abnormal.

2. Type 2, Asimetrik IUGR
Type 2 atau Asymetrik, IUGR menunjuk pada hambatan pertumbuhan pada neonatus dan frekuensi terbanyak berhubungan dengan isufisiensi uteroplasental. Type 2 IUGR merupakan hasil keterlambatan pertumbuhan Type 1 dan selalu terjadi sesudah minggu ke 28 dari kehamilan. Seperti yang dikatakan oleh Vorherr3, pada akhir trimester II, pertumbuhan fetus normal ditandai dengan adanya Hipertropi. Pada fase hipertropi, secara cepat telah terjadi peningkatan ukuran sel dan pembentukan lemak, otot, tulang dan jaringan yang lainnya.
Hambatan pertumbuhan fetus yang asimetrik, total jumlah sel mendekati normal, tetapi sel sel tersebut mengalami penurunan/pengecilan ukuran. Fetus IUGR asimetris memiliki Indek Ponderal yang rendah dibandingkan dengan rata rata bawah berat bayi, tetapi ukuran lingkar kepala dan panjang lengan adalah normal. Pada beberapa kasus asimetrik IUGR, pertumbuhan fetus adalah normal sampai dengan akhir Trimester II dan awal Trimeseter III, ketika pertumbuhan kepala tetap normal, sedangkan pertumbuhan abdominal lambat (Brain Sparring Effect). Type Asymetris ini merupakan hasil dari mekanisme kompensasi fetus dalam memberikan reaksi terhadap fase penurunan perfusi plasenta. Terjadinya pendistribusian ulang dari Fetal Cardiac Output, dengan penurunan aliran ke otak, hati, dan adrenal dan penurunan cadangan glikogen dan liver mass. Bagaimanapun, isufisiensi plasenta adalah merugikan selama akhir kehamilan, pertumbuhan kepala menjadi rata, dan ukurannya mungkin menjadi turun pada curve pertumbuhan normal.
3. Intermediate IUGR
IUGR Intermediate menunjuk pada hambatan pertumbuhan yang merupakan kombinasi Type 1 dan Type 2. Gangguan pertumbuhan pada type ini diperkirakan terjadi selama fase pertengahan pertumbuhan- pada fase hyperplasia dan hipertropi- yang mana terjadi pada usia kehamilan 20-28 minggu. Pada fase ini, terjadi penurunan kecepatan mitosis dan peningkatan yang progesif secara menyeluruh pada ukuran sel. Bentuk IUGR ini keadannya tidak sebanyak jika dibandingkan dengan type1 dan 2, diperkirakan sekitar 5- 10%, dari semua hambatan pertumbuhan fetus. Hipertensi kronis, Lupus Nepritis, atau penyakit vascular ibu yang lainnya, menjadi berat dan jika terjadi lebih awal pada timeser II akan mengakibatkan Intermediate IUGR dengan pertumbuhan simetrik dan tidak memberikan efek Brain Sparring.

2.4 Diagnosis
Diagnosis/gejala :
a.    gangguan pada uterus dan janin untuk tumbuh normal diatas periode 4 minggu.
b.    TFU paling sedikit kurang 2 cm dari harapan untuk jumlah terhadap usia kehamilan dari pengukuran TFU sebelumnya.
c.    kekurangan penambahan berat badan ibu.
d.    gerakan janin yang kurang
e.    kekurangan volume cairan amnion
f.    mengecek kembali tanggal taksiran persalinan


Diagnosa banding
a.    ketidakakuratan tanggal kehamilan
b.    Ketidakakuratan pengukuran tinggi fundus/takksiran
    berat badan janin
c.    oligohidramnion
d.    letak melintang
e.    Disebabkan oleh Kecil tetapi normal
Kecurigaan terjadinya IUGR apabila ditemukan pertambahan beratbadan ibu yang lambat atau ditemukannya pertambahan tinggi fundusuteri yang tidak sesuai dengan usia kehamilannya. Untuk menegakkandiagnosis dari hambatan pertumbuhan janin intra uterin cukup dimulaidengan pemeriksaan biasa yang murah, baru kemudian dilanjutkandengan pemeriksaan yang lebih rumit guna menguatkan ataumeniadakan diagnosis tersebut. Yang paling penting pemeriksa haruswaspada kepada golongan wanita hamil yang berisiko tinggi terhadaphambatan pertumbuhan intrauterin Oleh karena itu sangat pentingdilakukan pengumpulan data awal untuk mendeteksi terjadinyaIUGR.
1,2,14,20
Diagnosis prenatal
Untuk menegakkan diagnosis, umur kehamilan harus diketahui denganketepatan yang tinggi1. Anamnesis :
8
 
Penyakit hipertensi dalam kehamilan dapat meningkatkan risikoIUGR 15-20 kali, kehamilan kembar, penyakit ginjal dancardiopulmonal juga dapat meningkatkan risiko IUGR2. Tinggi fundus :Dalam menegakkan diagnosa kasus IUGR dapat dengan metodepemeriksaan serial tinggi fundus uteri yang dibandingkan denganperkiraan usia kehamilan kehamilan atau dengan penggunaansonografi serial. Apabila didapatkan perbedaan sampai dengan 4 cmatau perbedaan lebih dari 2 minggu pada semester satu atau lebihdari 2-3 minggu pada trisemester II atau lebih dari 3-4 minggupada trisemester akhir, patut dicurigai kemungkinan terjadinyaIUGR. (Williams, 2 cm kurang)
9,13,14,27

Pengukuran TFU dan membandingkanya dengan usia kehamilansangat baik untuk penapisan IUGR, sensitivitas 95 %. IUGR terjadi jika Tinggi fundus lebih kecil dari umur kehamilan. Penilaian inidilakukan dengan syarat, umur kehamilan harus benar. Penentuanklinis sulit bila disertai obesitas, HPHT tidak diketahui, atau adanyakelainan pada uterus seperti myoma. Pengukuran TFU dilakukanpada usia 20-34 mg.3. Tes positif “
Roll over 
” Tes ini dapat meramalkan IUGR, yaitu ditandai denganPenambahan tekanan diastolik 20 mmHg atau lebih denganperubahan posisi dari miring (kiri) ke terlentang4. Ultrasonografi
12,13,20,28
Diagnosis dan pemantauan IUGR dengan USG secara garis besarbertujuan untuk;a.Menentukan adanya gangguanpertumbuhan dengan pengukuranfetal morphometri (biometri janin)b.Menentukan etiologi, derajatpenyakit dan prognosisnya denganpemeriksaan fungsional janin(functional assessment)Dengan semakin berkembangnya USG terutama untukmengevaluasi keadaan hemodinamika janin melalui pemeriksaanDoppler, maka diagnosis IUGR direfleksikan oleh gangguan alirandarah dan oksigenasi jaringan vital. Secara ringkas dapatdisimpulkan bahwa diagnosis IUGR USG dapat dilakukan denganpemeriksaan :
12,20,21,27
a.Biometri Janinb.Penaksiran barat badan janinc.Pematauan laju pertumbuhanbiometri janin secara seriald.Pemantauan fungsional janinmelalui :1)Penilaian volume cairan ketuban
9
 

2.5 Patofisiologi IUGR
a. Kondisi kekurangan nutrisi pada awal kehamilan
Pada kondisi awal kehamilan pertumbuhan embrio dan trofoblas dipengaruhi oleh makanan. Studi pada binatang menunjukkan bahwa kondisi kekurangan nutrisi sebelum implantasi bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan. Kekurangan nutrisi pada awal kehamilan dapat mengakibatkan janin berat lahir rendah yang simetris. Hal sebaiknya terjadi kondisi percepatan pertumbuhan pada kondisi hiperglikemia pada kehamilan lanjut

b. Kondisi kekurangan nutrisi pada pertengahan kehamilan
Defisiensi makanan mempengaruhi pertumbuhan janin dan plasenta, tapi bisa juga terjadi peningkatan pertumbuhan plasenta sebagai kompensasi. Didapati ukuran plasenta yang luas.

c. Kondisi kekurangan nutrisi pada akhir kehamilan
Terjadi pertumbuhan janin yang lambat yang mempengaruhi interaksi antara janin dengan plasenta. Efek kekurangan makan tergantung pada lamanya kekurangan. Pada kondisi akut terjadi perlambatan pertumbuhan dan kembali meningkat jika nutrisi yang diberikan membaik. Pada kondisi kronis mungkin telah terjadi proses perlambatan pertumbuhan yang irreversibel.
2.6 Komplikasi IUGR
Komplikasi :
a. Janin
Antenatal : gagal nafas dan kematian janin
Intranatal : hipoksia dan asidosis
Setelah lahir :

1). Langsung:
- Asfiksia
- Hipoglikemi
- Aspirasi mekonium
Sindroma aspirasi mekonium (SAM) adalah kumpulan gejala yang diakibatkan oleh terhisapnya mekonium ke dalam saluran pernafasan bayi. SAM seringkali dihubungkan dengan suatu keadaan yang kita sebut fetal distress. Pada keadaan ini, janin yang mengalami distres akan menderita hipoksia (kurangnya oksigen di dalam jaringan). Hipoksia jaringan menyebabkan terjadinya peningkatan aktivitas usus disertai dengan melemasnya spinkter anal. Maka lepaslah mekonium ke dalam cairan amnion.

- DIC
Disebarluaskan pembekuan intravascular (DIC), juga dikenal sebagai konsumtif coagulopathy, adalah patologi aktivasi pembekuan (darah), mekanisme yang terjadi dalam respon terhadap berbagai penyakit.
- Hipotermi
- Perdarahan pada paru
- Polisitemia
Polisitemia adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah sel darah merah akibat pembentukan sel darah merah yang berlebihan oleh sumsum tulang.
Polisitemia menyebabkan darah menjadi kental dan menyebabkan berkurangnya kecepatan aliran darah ketika darah melalui pembuluh yang kecil. Jika penyakitnya berat, bisa menyebabkan pembentukan bekuan darah di dalam pembuluh darah. Kulit bayi tampak kemerahan atau kebiruan. Bayi tampak lemas, pernafasannya cepat, refleks menghisapnya lemah dan denyut jantungnya cepat.

- Hiperviskositas sindrom
Terjadi karena aliran darah terhambat, akibat darah yang lebih kental.  Kekebalan dapat terjadi karena volume dan jumlah sel bertambah atau plasma lebih kental. Mata terlihat merah dengan pembuluh darah konjungtiva bertambah. Fundus refleks berwarna merah tua dan fundus memperlihatkan pengisian pembuluh darah yang berlerbihan sehingga lumen arteri dan vena melebar, dismal peningkatan perkelokan.

- Gangguan gastrointestinal

2). Tidak langsung
Pada simetris IUGR keterlambatan perkembangan dimulai dari lambat dari sejak kelahiran, sedangkan asimetris IUGR dimulai sejak bayi lahir di mana terdapat kegagalan neurologi dan intelektualitas. Tapi prognosis terburuk ialah IUGR yang disebabkan oleh infeksi kongenital dan kelainan kromosom.

2. Ibu
Mengalami Preeklampsi, penyakit jantung, dan malnutrisi.


2.7 Cara Penanganannya
Manajemen selama persalinan, yaitu dengan standar asuhan pada kehamilan normal, ikuti asuhan khusus yang diberikan:
a. bayi dengan IUGR harus dilahirkan di rumah sakit dengan perawatan tinggi  dari spesialis, antara obgin dan paedtric. Neonatologist harus dihadirkan pada proses persalinan.
b. mengobservasi janin dengan sangat hati-hati dilakukan secara menyeluruh waktu proses persalinan
c.  ketika membran ruptur, beberapa mekonium pada cairan ketuban harus dicatat dan dilaporkan kepada dokter, dokter obgin akan memutuskan metode persalinan.
d.    jika serviks matang, maka harus diinduksi, dengan observasi yang sangat hati-hati dan persalinan pervaginam.
e.    sebelum diinduksi, jika serviks tidak matang, harus dimatangkan dengan prostaglandin atau diberikan oxytosin per infus dibawah monitor CTG untuk memperhatikan ada tidaknya distres janin. Caesarean section dapat dilakukan, untuk beberapa komplikasi lebih jauh.
f.    indikasi untuk caesarean section: gejala awal dari fetal distres pada persalinan
-    kegagalan induksi
-    malpresentasi
-    disproporsi
-    serviks yang tidak matang dengan beberapa kondisi seperti preeklampsi atau diabetes, dan lain-lain.
-    caesarean section sebelumnya






BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
       Kematian janin dalam kandungan disebut Intra Uterin Fetal Death (IUFD), yakni kematian yang terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau pada trimester kedua. Jika terjadi pada trimester pertama disebut keguguran atau abortus.
IUFD adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan baik pada kehamilan yang besar dari 20 minggu atau kurang dari 20 minggu.

3.2 Saran
• Bagi Ibu ibu yang hamil hendaknya memeriksakan dirinya secara rutin mnimal 4 kali selama kehamilan agar bisa dideteksi secara dini bila ada kelainan pada janinnya.
• Bagi petugas kesehatan agar senantiasa meningkatkan Pengetahuan dan keterampilannya untuk menurunkan angka mortalitas dan morbiditas Ibu dan anak .
• Bagi teman teman agar belajar yang rajin agar kelak bisa menangani pasien dengan profesional








DAFTAR PUSTAKA

Prawiroharjo, Sarwono.2003.IlmuKebidanan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Mochtar, Rustam.1998, Sinopsis Obstetri. Jakarta.EGC

SITUS
http://diar13-midyuin08.blogspot.com/2010/03/makalah-asuhan-kebidanan-patologis.html




Tidak ada komentar:

Posting Komentar