BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kehidupan
manusia dimulai sejak masa janin dalam rahim ibu. Sejak itu, manusia kecil
telah memasuki masa perjuangan hidup yang salah satunya menghadapi kemungkinan
kurangnya zat gizi yang diterima dari ibu yang mengandungnya. Jika zat gizi
yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka janin tersebut akan mempunyai
konsekuensi kurang menguntungkan dalam kehidupan berikutnya. Sejarah klasik
tentang dampak kurang gizi selama kehamilan terhadap outcome kehamilan telah
banyak didokumentasikan. Fenomena the Dutch Famine menunjukkan bahwa bayi-bayi
yang masa kandungannya (terutama trimester 2 dan 3) jatuh pada saat-saat
paceklik mempunyai rata-rata berat badan, panjang badan, lingkar kepala, dan
berat placenta yang lebih rendah dibandingkan bayi-bayi yang masa kandungannya
tidak terpapar masa paceklik dan hal ini terjadi karena adanya penurunan asupan
kalori, protein dan zat gizi essential lainnya.
Kekurangan Nutrisi bukan saja satu
satunya masalah yang dihadapi janin. Banyak bahaya lain yang mengancam ,yang
beberapa diantaranya turut mepengaruhi lamanya usia kehamilan.Akibatnya ada
janin yang lahir sebelum waktunya(Prematur) , lewat dari waktunya
(postmatur/serotinus),Ada yang tidak mampu bertahan hidup hingga meninggal di
dalam rahim (KJDR).Ada yang mampu bertahan namun mengalamigangguan
pertumbuhan(Pertumbuhan janin terhambat/PJT)yang kadang juga disebut IUGR.Ke
empat masalah yang ada di atas sangat pentinguntuk di ketahui oleh para calon
bidan yang nantinya mungkin akan banyak menghadapi masalah tersebut.
1.2 Rumusan masalah
·
Apa
yang dimaksud dengan IUGR ?
·
Apa
penyebab IUGR?
·
Klasifikasi Intra Uterin Growth Restriction ?
·
Bagaimana
mendiagnosisnya ?
·
Apakah Patofisiologi IUGR ?
·
Bagaimana komplikasi IUGR ?
·
Bagaimana
penanganannya ?
1.3
Tujuan
Agar
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengetahui tentang :
·
Pengertian IUGR
·
Penyebab IUGR
·
Klasifikasi IUGR
·
Cara mendiagnosis IUGR
·
Patofisiologi IUGR
·
Komplikasi IUGR
·
Cara penanganan IUGR
BAB II
PEMBAHASAN
Intra Uterine Growth Reterdation (IUGR)
2.1 Definisi IUGR
Definisi
menurut WHO (1969), janin yang mengalami pertumbuhan yang terhambat adalah
janin yang mengalami kegagalan dalam mencapai berat standard atau ukuran
standard yang sesuai dengan usia kehamilannya.
Pertumbuhan
Janin Terhambat atau Intra Uterine Growth Reterdation adalah suatu keadaan
dimana terjadi gangguan nutrisi dan pertumbuhan janin yang mengakibatkan berat
badan lahir dibawah batasan tertentu dari usia kehamilannya.
Definisi
yang sering dipakai adalah bayi-bayi yang mempunyai berat badan dibawah 10
persentil dari kurva berat badan bayi yang normal). Dalam 5 tahun terakhir,
istilah Retardation pada Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) telah berubah
menjadi Reterdation oleh karena Retardasi lebih ditekankan untuk mental.
Ada dua bentuk PJT menurut Renfield
(1975) yaitu:
1. Proportionate Fetal Growth
Restriction: Janin yang menderita distress yang lama di mana gangguan
pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan-bulan sebelum bayi lahir
sehingga berat, panjang dan lingkar kepala dalam proporsi yang seimbang akan tetapi
keseluruhannya masih di bawah gestasi yang sebenarnya.
2. Disproportionate Fetal Growth
Restriction: Terjadi akibat distress subakut. Gangguan terjadi beberapa minggu
sampai beberapa hari sebelum janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkar
kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi tampak
waste dengan tanda-tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit, kulit kering
keriput dan mudah diangkat, bayi kelihatan kurus dan lebih panjang.
Pada bayi PJT perubahan tidak hanya
terhadap ukuran panjang, berat dan lingkaran kepala akan tetapi organ-organ di
dalam badan pun mengalami perubahan misalnya Drillen (1975) menemukan berat
otak, jantung, paru dan ginjal bertambah sedangkan berat hati, limpa, kelenjar
adrenal dan thimus berkurang dibandingkan bayi prematur dengan berat yang sama.Perkembangan
dari otak, ginjal dan paru sesuai dengan masa gestasinya.
2.2 Etiologi dan faktor risiko
A.
ETIOLOGI
1. Faktor ibu, golongan faktor ibu merupakan penyebab yang
terpentiug.
a. Penyakit hipertensi (kelainan vaskular ibu).
a. Penyakit hipertensi (kelainan vaskular ibu).
Pada trimester kedua terdapat
kelanjutan migrasi interstitial dan endotelium trophoblas masuk jauh ke dalam
arterioli miometrium sehingga aliran menjadi tanpa hambatan menuju
retroplasenter sirkulasi dengan tetap. Aliran darah yang terjamin sangat
penting artinya untuk tumbuh kembang janin dengan baik dalam uterus.
Dikemukakan bahwa jumlah arteri-arterioli yang didestruksi oleh sel trophoblas
sekitar 100-150 pada daerah seluas plasenta sehingga 21
cukup untuk menjamin aliran darah tanpa gangguan pada lumen dan arteri spiralis terbuka. Gangguan terhadap jalannya destruksi sel trophoblas ke dalam arteri spiralis dan arteriolinya dapat menimbulkan keadaan yang bersumber dari gangguan aliran darah dalam bentuk “iskemia retroplasenter”. Dengan demikian dapat terjadi bentuk hipertensi dalam kehamilan apabila gangguan iskemianya besar dan gangguan tumbuh kembang janin terjadi apabila iskemia tidak terlalu besar, tetapi aliran darah dengan nutrisinya merupakan masalah pokok.
b. Kelainan uterus.
cukup untuk menjamin aliran darah tanpa gangguan pada lumen dan arteri spiralis terbuka. Gangguan terhadap jalannya destruksi sel trophoblas ke dalam arteri spiralis dan arteriolinya dapat menimbulkan keadaan yang bersumber dari gangguan aliran darah dalam bentuk “iskemia retroplasenter”. Dengan demikian dapat terjadi bentuk hipertensi dalam kehamilan apabila gangguan iskemianya besar dan gangguan tumbuh kembang janin terjadi apabila iskemia tidak terlalu besar, tetapi aliran darah dengan nutrisinya merupakan masalah pokok.
b. Kelainan uterus.
Janin yang tumbuh di luar uterus
biasanya mengalami hambatan pertumbuhan
c. Kehamilan kembar.
c. Kehamilan kembar.
Kehamilan dengan dua janin atau
lebih kemungkinan besar dipersulit oleh pertumbuhan kurang pada salah satu atau
kedua janin dibanding dengan janin tunggal normal. Hambatan pertumbuhan
dilaporkan terjadi pada 10 s/d 50 persen bayi kembar.
d. Ketinggian tempat tinggal.
Jika terpajan pada lingkungan yang
hipoksik secara kronis, beberapa janin mengalami penurunan berat badan yang
signifikan Janin dari wanita yang tinggal di dataran tinggi biasanya mempunyai
berat badan lebih rendah daripada mereka yang dilahirkan oleh ibu yang tinggal
di dataran rendah.
e. Keadaan gizi.
e. Keadaan gizi.
Wanita kurus cenderung melahirkan
bayi kecil, sebaliknya wanita gemuk cenderung melahirkan bayi besar. Agar nasib
bayi baru lahir menjadi baik, ibu yang kurus memerlukan kenaikan berat badan
yang lebih banyak dari pada ibu-ibu yang gemuk dalam masa kehamilan. Faktor
terpenting pemasukan makanan adalah lebih utama pada jumlah kalori yang
dikonsumsi setiap hari dari pada komposisi dari kalori. Dalam masa hamil wanita
keadaan gizinya baik perlu mengkonsumsi 300 kalori lebih banyak dari pada
sebelum hamil setiap hari. Penambahan berat badan yang kurang di dalam masa
hamil menyebabkan kelahiran bayi dengan berat badan yang rendah.
f. Perokok.
f. Perokok.
Kebiasaan merokok terlebih dalam
masa kehamilan akan melahirkan bayi yang lebih kecil sebesar 200 sampai 300
gram pada waktu lahir. Kekurangan berat badan lahir ini disebabkan oleh dua
faktor yaitu :
• wanita perokok, cenderung makan sedikit karena itu ibu akan kekurangan substrat di dalam darahnya yang bisa dipergunakan oleh janin,
• merokok menyebabkan pelepasan epinefrin dan norepinefrin yang menyebabkan vasokonstriksi yang berkepanjangan sehingga terjadi pengurangan jumlah pengaliran darah kedalam uterus dan yang sampai ke dalam ruang intervillus.
• wanita perokok, cenderung makan sedikit karena itu ibu akan kekurangan substrat di dalam darahnya yang bisa dipergunakan oleh janin,
• merokok menyebabkan pelepasan epinefrin dan norepinefrin yang menyebabkan vasokonstriksi yang berkepanjangan sehingga terjadi pengurangan jumlah pengaliran darah kedalam uterus dan yang sampai ke dalam ruang intervillus.
2. Faktor anak.
a. Kelainan kongenital.
b. Kelainan genetic
c. Infeksi janin, misalnya penyakit TORCH (toksoplasma, rubela, sitomegalovirus, dan herpes).
Infeksi intrauterin adalah penyebab lain dari hambatan pertumbuhan intrauterin. Banyak tipe seperti pada infeksi oleh TORCH (toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, dan herpes simplex) yang bisa menyebabkan hambatan pertumbuhan intrauterin sampai 30% dari kejadian. Infeksi AIDS pada ibu hamil menurut laporan bisa mengurangi berat badan lahir bayi sampai 500 gram dibandingkan dengan bayi-bayi yang lahir sebelum terkena infeksi itu. Diperkirakan infeksi intrauterin meninggikan kecepatan metabolisme pada janin tanpa kompensasi peningkatan transportasi substrat oleh plasenta sehingga pertumbuhan janin menjadi subnormal atau dismatur.
a. Kelainan kongenital.
b. Kelainan genetic
c. Infeksi janin, misalnya penyakit TORCH (toksoplasma, rubela, sitomegalovirus, dan herpes).
Infeksi intrauterin adalah penyebab lain dari hambatan pertumbuhan intrauterin. Banyak tipe seperti pada infeksi oleh TORCH (toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, dan herpes simplex) yang bisa menyebabkan hambatan pertumbuhan intrauterin sampai 30% dari kejadian. Infeksi AIDS pada ibu hamil menurut laporan bisa mengurangi berat badan lahir bayi sampai 500 gram dibandingkan dengan bayi-bayi yang lahir sebelum terkena infeksi itu. Diperkirakan infeksi intrauterin meninggikan kecepatan metabolisme pada janin tanpa kompensasi peningkatan transportasi substrat oleh plasenta sehingga pertumbuhan janin menjadi subnormal atau dismatur.
3. Faktor plasenta
Penyebab faktor plasenta dikenal sebagai insufisiensi plasenta. Faktor plasenta dapat dikembalikan pada faktor ibu, walaupun begitu ada beberapa kelainan plasenta yang khas seperti tumor plasenta. Sindroma insufisiensi fungsi plasenta umumnya berkaitan erat dengan aspek morfologi dari plasenta.
Penyebab faktor plasenta dikenal sebagai insufisiensi plasenta. Faktor plasenta dapat dikembalikan pada faktor ibu, walaupun begitu ada beberapa kelainan plasenta yang khas seperti tumor plasenta. Sindroma insufisiensi fungsi plasenta umumnya berkaitan erat dengan aspek morfologi dari plasenta.
B.Faktor-faktor risiko PJT.
a. Lingkungan sosio-ekonomi rendah.
b. Riwayat PJT dalam keluarga.
c. Riwayat obstetri yang buruk
d. Berat badan sebelum hamil dan selama kehamilan yang rendah.
e. Komplikasi obstetri dalam kehamilan.
f. Komplikasi medik dalam kehamilan.
a. Lingkungan sosio-ekonomi rendah.
b. Riwayat PJT dalam keluarga.
c. Riwayat obstetri yang buruk
d. Berat badan sebelum hamil dan selama kehamilan yang rendah.
e. Komplikasi obstetri dalam kehamilan.
f. Komplikasi medik dalam kehamilan.
Faktor-faktor risiko PJT sebelum dan
selama kehamilan.
I. Faktor yang terdeteksi sebelum kehamilan
a. Riwayat PJT sebelumnya.
b. Riwayat penyakit kronis.
c. Riwayat APS (Antiphospolipid syndrome).
d. Indeks Massa tubuh yang rendah.
e. Maternal hypoxia
I. Faktor yang terdeteksi sebelum kehamilan
a. Riwayat PJT sebelumnya.
b. Riwayat penyakit kronis.
c. Riwayat APS (Antiphospolipid syndrome).
d. Indeks Massa tubuh yang rendah.
e. Maternal hypoxia
II. Terdeteksi selama kehamilan
a. Riwayat makan obat-obatan tertentu.
b. Perdarahan pervaginam.
c. Kelainan plasenta.
d. Partus prematurus.
e. Kehamilan ganda.
f. Kurangnya pertambahan BB(berat badan) selama kehamilan.
2.3 . Klasifikasi Intra Uterin Growth Reterdation
a. Riwayat makan obat-obatan tertentu.
b. Perdarahan pervaginam.
c. Kelainan plasenta.
d. Partus prematurus.
e. Kehamilan ganda.
f. Kurangnya pertambahan BB(berat badan) selama kehamilan.
2.3 . Klasifikasi Intra Uterin Growth Reterdation
Secara
Klinis IUGR dibagi 3, berdasarkan waktu kapan mulai dan berapa lamanya
pengaruh
yang menghambat pertumbuhan itu berlangsung.
1. Type 1, simetrik IUGR
Type
1 IUGR menunjuk pada bayi dengan potensi penurunan pertumbuhan. Type IUGR ini
dimulai pada gestasi yang lebih awal, dan semua fetus ini menurut perbandingan
SGA.
Lingkar dada dan kepala, panjang dan beratnya semua dibawah 10 persentil untuk usia kehamilan, tetapi bayi ini memiliki Indek Ponderal yang normal.Type 1 IUGR merupakan akibat dari hambatan pertumbuhan pada awal kehamilan. Pada tahapan awal pertumbuhan embrio fetus, ditandai dengan mitosis pada usia kehamilan 4 sampai dengan 20 minggu yang disebut fase hiperplasti.Apabila ada kondisi patologis selama fase ini akan mengurangi jumlah sel untuk bayi.
IUGR simetrik terjadi pada 20-30% pada fetus yang mengalami hambatan pertumbuhan. Keadaan ini disebabkan adanya hambatan mitosis ketika terjadi infeksi dalam kandungan (misalnya, herpes simplek, rubella, cytomegalovirus dan toksoplasma), kelainan kromosom, dan kelainan congenital. Harus diingat, bagaimanapun, fetus yang simetris mungkin secara aturan kecil dan menderita tetapi tidak semuanya mengalami ketidaknormalan.
Lingkar dada dan kepala, panjang dan beratnya semua dibawah 10 persentil untuk usia kehamilan, tetapi bayi ini memiliki Indek Ponderal yang normal.Type 1 IUGR merupakan akibat dari hambatan pertumbuhan pada awal kehamilan. Pada tahapan awal pertumbuhan embrio fetus, ditandai dengan mitosis pada usia kehamilan 4 sampai dengan 20 minggu yang disebut fase hiperplasti.Apabila ada kondisi patologis selama fase ini akan mengurangi jumlah sel untuk bayi.
IUGR simetrik terjadi pada 20-30% pada fetus yang mengalami hambatan pertumbuhan. Keadaan ini disebabkan adanya hambatan mitosis ketika terjadi infeksi dalam kandungan (misalnya, herpes simplek, rubella, cytomegalovirus dan toksoplasma), kelainan kromosom, dan kelainan congenital. Harus diingat, bagaimanapun, fetus yang simetris mungkin secara aturan kecil dan menderita tetapi tidak semuanya mengalami ketidaknormalan.
Secara
umum, IUGR Type 1 berhubungan dengan prognosisi yang tidak baik ; ini
berhubungan dengan kondisi phatologis yang menyebabkannya. Weiner dan Wiliamson
menunjukkan,ada tidak adanya factor resiko yang diidentifikasi dari ibu,
diperkirakan 25% beberapa fetus yang dinilai, hambatan pertumbuhan yang dimulai
lebih awal terjadi pada aneuploidy. Oleh karena itu, penilaian sample darah
pada umbilical (Percutaneus Umbillical Blood Sampling), betul betul
direkomendasikan untuk mengetahui Karyotype abnormal.
2. Type 2, Asimetrik IUGR
2. Type 2, Asimetrik IUGR
Type
2 atau Asymetrik, IUGR menunjuk pada hambatan pertumbuhan pada neonatus dan frekuensi
terbanyak berhubungan dengan isufisiensi uteroplasental. Type 2 IUGR merupakan
hasil keterlambatan pertumbuhan Type 1 dan selalu terjadi sesudah minggu ke 28
dari kehamilan. Seperti yang dikatakan oleh Vorherr3, pada akhir trimester II,
pertumbuhan fetus normal ditandai dengan adanya Hipertropi. Pada fase
hipertropi, secara cepat telah terjadi peningkatan ukuran sel dan pembentukan
lemak, otot, tulang dan jaringan yang lainnya.
Hambatan
pertumbuhan fetus yang asimetrik, total jumlah sel mendekati normal, tetapi sel
sel tersebut mengalami penurunan/pengecilan ukuran. Fetus IUGR asimetris
memiliki Indek Ponderal yang rendah dibandingkan dengan rata rata bawah berat
bayi, tetapi ukuran lingkar kepala dan panjang lengan adalah normal. Pada
beberapa kasus asimetrik IUGR, pertumbuhan fetus adalah normal sampai dengan
akhir Trimester II dan awal Trimeseter III, ketika pertumbuhan kepala tetap
normal, sedangkan pertumbuhan abdominal lambat (Brain Sparring Effect). Type
Asymetris ini merupakan hasil dari mekanisme kompensasi fetus dalam memberikan
reaksi terhadap fase penurunan perfusi plasenta. Terjadinya pendistribusian
ulang dari Fetal Cardiac Output, dengan penurunan aliran ke otak, hati, dan
adrenal dan penurunan cadangan glikogen dan liver mass. Bagaimanapun,
isufisiensi plasenta adalah merugikan selama akhir kehamilan, pertumbuhan
kepala menjadi rata, dan ukurannya mungkin menjadi turun pada curve pertumbuhan
normal.
3. Intermediate IUGR
IUGR
Intermediate menunjuk pada hambatan pertumbuhan yang merupakan kombinasi Type 1
dan Type 2. Gangguan pertumbuhan pada type ini diperkirakan terjadi selama fase
pertengahan pertumbuhan- pada fase hyperplasia dan hipertropi- yang mana
terjadi pada usia kehamilan 20-28 minggu. Pada fase ini, terjadi penurunan
kecepatan mitosis dan peningkatan yang progesif secara menyeluruh pada ukuran
sel. Bentuk IUGR ini keadannya tidak sebanyak jika dibandingkan dengan type1
dan 2, diperkirakan sekitar 5- 10%, dari semua hambatan pertumbuhan fetus.
Hipertensi kronis, Lupus Nepritis, atau penyakit vascular ibu yang lainnya,
menjadi berat dan jika terjadi lebih awal pada timeser II akan mengakibatkan
Intermediate IUGR dengan pertumbuhan simetrik dan tidak memberikan efek Brain
Sparring.
2.4 Diagnosis
Diagnosis/gejala
:
a. gangguan pada uterus dan janin untuk tumbuh normal diatas periode 4 minggu.
b. TFU paling sedikit kurang 2 cm dari harapan untuk jumlah terhadap usia kehamilan dari pengukuran TFU sebelumnya.
c. kekurangan penambahan berat badan ibu.
d. gerakan janin yang kurang
e. kekurangan volume cairan amnion
f. mengecek kembali tanggal taksiran persalinan
Diagnosa banding
a. ketidakakuratan tanggal kehamilan
b. Ketidakakuratan pengukuran tinggi fundus/takksiran
berat badan janin
c. oligohidramnion
d. letak melintang
e. Disebabkan oleh Kecil tetapi normal
a. gangguan pada uterus dan janin untuk tumbuh normal diatas periode 4 minggu.
b. TFU paling sedikit kurang 2 cm dari harapan untuk jumlah terhadap usia kehamilan dari pengukuran TFU sebelumnya.
c. kekurangan penambahan berat badan ibu.
d. gerakan janin yang kurang
e. kekurangan volume cairan amnion
f. mengecek kembali tanggal taksiran persalinan
Diagnosa banding
a. ketidakakuratan tanggal kehamilan
b. Ketidakakuratan pengukuran tinggi fundus/takksiran
berat badan janin
c. oligohidramnion
d. letak melintang
e. Disebabkan oleh Kecil tetapi normal
2.5
Patofisiologi IUGR
a. Kondisi kekurangan nutrisi pada awal kehamilan
Pada
kondisi awal kehamilan pertumbuhan embrio dan trofoblas dipengaruhi oleh
makanan. Studi pada binatang menunjukkan bahwa kondisi kekurangan nutrisi
sebelum implantasi bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan. Kekurangan
nutrisi pada awal kehamilan dapat mengakibatkan janin berat lahir rendah yang
simetris. Hal sebaiknya terjadi kondisi percepatan pertumbuhan pada kondisi
hiperglikemia pada kehamilan lanjut
b. Kondisi kekurangan nutrisi pada pertengahan kehamilan
b. Kondisi kekurangan nutrisi pada pertengahan kehamilan
Defisiensi
makanan mempengaruhi pertumbuhan janin dan plasenta, tapi bisa juga terjadi
peningkatan pertumbuhan plasenta sebagai kompensasi. Didapati ukuran plasenta
yang luas.
c. Kondisi kekurangan nutrisi pada akhir kehamilan
c. Kondisi kekurangan nutrisi pada akhir kehamilan
Terjadi
pertumbuhan janin yang lambat yang mempengaruhi interaksi antara janin dengan
plasenta. Efek kekurangan makan tergantung pada lamanya kekurangan. Pada
kondisi akut terjadi perlambatan pertumbuhan dan kembali meningkat jika nutrisi
yang diberikan membaik. Pada kondisi kronis mungkin telah terjadi proses
perlambatan pertumbuhan yang irreversibel.
2.6
Komplikasi IUGR
Komplikasi :
a. Janin
Antenatal : gagal nafas dan kematian janin
Intranatal : hipoksia dan asidosis
Setelah lahir :
1). Langsung:
- Asfiksia
- Hipoglikemi
- Aspirasi mekonium
Sindroma aspirasi mekonium (SAM) adalah kumpulan gejala yang diakibatkan oleh terhisapnya mekonium ke dalam saluran pernafasan bayi. SAM seringkali dihubungkan dengan suatu keadaan yang kita sebut fetal distress. Pada keadaan ini, janin yang mengalami distres akan menderita hipoksia (kurangnya oksigen di dalam jaringan). Hipoksia jaringan menyebabkan terjadinya peningkatan aktivitas usus disertai dengan melemasnya spinkter anal. Maka lepaslah mekonium ke dalam cairan amnion.
- DIC
Disebarluaskan pembekuan intravascular (DIC), juga dikenal sebagai konsumtif coagulopathy, adalah patologi aktivasi pembekuan (darah), mekanisme yang terjadi dalam respon terhadap berbagai penyakit.
- Hipotermi
- Perdarahan pada paru
- Polisitemia
Polisitemia adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah sel darah merah akibat pembentukan sel darah merah yang berlebihan oleh sumsum tulang.
Polisitemia menyebabkan darah menjadi kental dan menyebabkan berkurangnya kecepatan aliran darah ketika darah melalui pembuluh yang kecil. Jika penyakitnya berat, bisa menyebabkan pembentukan bekuan darah di dalam pembuluh darah. Kulit bayi tampak kemerahan atau kebiruan. Bayi tampak lemas, pernafasannya cepat, refleks menghisapnya lemah dan denyut jantungnya cepat.
- Hiperviskositas sindrom
Terjadi karena aliran darah terhambat, akibat darah yang lebih kental. Kekebalan dapat terjadi karena volume dan jumlah sel bertambah atau plasma lebih kental. Mata terlihat merah dengan pembuluh darah konjungtiva bertambah. Fundus refleks berwarna merah tua dan fundus memperlihatkan pengisian pembuluh darah yang berlerbihan sehingga lumen arteri dan vena melebar, dismal peningkatan perkelokan.
- Gangguan gastrointestinal
2). Tidak langsung
Pada simetris IUGR keterlambatan perkembangan dimulai dari lambat dari sejak kelahiran, sedangkan asimetris IUGR dimulai sejak bayi lahir di mana terdapat kegagalan neurologi dan intelektualitas. Tapi prognosis terburuk ialah IUGR yang disebabkan oleh infeksi kongenital dan kelainan kromosom.
2. Ibu
Mengalami Preeklampsi, penyakit jantung, dan malnutrisi.
a. Janin
Antenatal : gagal nafas dan kematian janin
Intranatal : hipoksia dan asidosis
Setelah lahir :
1). Langsung:
- Asfiksia
- Hipoglikemi
- Aspirasi mekonium
Sindroma aspirasi mekonium (SAM) adalah kumpulan gejala yang diakibatkan oleh terhisapnya mekonium ke dalam saluran pernafasan bayi. SAM seringkali dihubungkan dengan suatu keadaan yang kita sebut fetal distress. Pada keadaan ini, janin yang mengalami distres akan menderita hipoksia (kurangnya oksigen di dalam jaringan). Hipoksia jaringan menyebabkan terjadinya peningkatan aktivitas usus disertai dengan melemasnya spinkter anal. Maka lepaslah mekonium ke dalam cairan amnion.
- DIC
Disebarluaskan pembekuan intravascular (DIC), juga dikenal sebagai konsumtif coagulopathy, adalah patologi aktivasi pembekuan (darah), mekanisme yang terjadi dalam respon terhadap berbagai penyakit.
- Hipotermi
- Perdarahan pada paru
- Polisitemia
Polisitemia adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah sel darah merah akibat pembentukan sel darah merah yang berlebihan oleh sumsum tulang.
Polisitemia menyebabkan darah menjadi kental dan menyebabkan berkurangnya kecepatan aliran darah ketika darah melalui pembuluh yang kecil. Jika penyakitnya berat, bisa menyebabkan pembentukan bekuan darah di dalam pembuluh darah. Kulit bayi tampak kemerahan atau kebiruan. Bayi tampak lemas, pernafasannya cepat, refleks menghisapnya lemah dan denyut jantungnya cepat.
- Hiperviskositas sindrom
Terjadi karena aliran darah terhambat, akibat darah yang lebih kental. Kekebalan dapat terjadi karena volume dan jumlah sel bertambah atau plasma lebih kental. Mata terlihat merah dengan pembuluh darah konjungtiva bertambah. Fundus refleks berwarna merah tua dan fundus memperlihatkan pengisian pembuluh darah yang berlerbihan sehingga lumen arteri dan vena melebar, dismal peningkatan perkelokan.
- Gangguan gastrointestinal
2). Tidak langsung
Pada simetris IUGR keterlambatan perkembangan dimulai dari lambat dari sejak kelahiran, sedangkan asimetris IUGR dimulai sejak bayi lahir di mana terdapat kegagalan neurologi dan intelektualitas. Tapi prognosis terburuk ialah IUGR yang disebabkan oleh infeksi kongenital dan kelainan kromosom.
2. Ibu
Mengalami Preeklampsi, penyakit jantung, dan malnutrisi.
2.7 Cara Penanganannya
Manajemen selama
persalinan, yaitu dengan standar asuhan pada kehamilan normal, ikuti asuhan
khusus yang diberikan:
a. bayi dengan IUGR harus dilahirkan di rumah sakit dengan perawatan tinggi dari spesialis, antara obgin dan paedtric. Neonatologist harus dihadirkan pada proses persalinan.
b. mengobservasi janin dengan sangat hati-hati dilakukan secara menyeluruh waktu proses persalinan
c. ketika membran ruptur, beberapa mekonium pada cairan ketuban harus dicatat dan dilaporkan kepada dokter, dokter obgin akan memutuskan metode persalinan.
d. jika serviks matang, maka harus diinduksi, dengan observasi yang sangat hati-hati dan persalinan pervaginam.
e. sebelum diinduksi, jika serviks tidak matang, harus dimatangkan dengan prostaglandin atau diberikan oxytosin per infus dibawah monitor CTG untuk memperhatikan ada tidaknya distres janin. Caesarean section dapat dilakukan, untuk beberapa komplikasi lebih jauh.
f. indikasi untuk caesarean section: gejala awal dari fetal distres pada persalinan
- kegagalan induksi
- malpresentasi
- disproporsi
- serviks yang tidak matang dengan beberapa kondisi seperti preeklampsi atau diabetes, dan lain-lain.
- caesarean section sebelumnya
a. bayi dengan IUGR harus dilahirkan di rumah sakit dengan perawatan tinggi dari spesialis, antara obgin dan paedtric. Neonatologist harus dihadirkan pada proses persalinan.
b. mengobservasi janin dengan sangat hati-hati dilakukan secara menyeluruh waktu proses persalinan
c. ketika membran ruptur, beberapa mekonium pada cairan ketuban harus dicatat dan dilaporkan kepada dokter, dokter obgin akan memutuskan metode persalinan.
d. jika serviks matang, maka harus diinduksi, dengan observasi yang sangat hati-hati dan persalinan pervaginam.
e. sebelum diinduksi, jika serviks tidak matang, harus dimatangkan dengan prostaglandin atau diberikan oxytosin per infus dibawah monitor CTG untuk memperhatikan ada tidaknya distres janin. Caesarean section dapat dilakukan, untuk beberapa komplikasi lebih jauh.
f. indikasi untuk caesarean section: gejala awal dari fetal distres pada persalinan
- kegagalan induksi
- malpresentasi
- disproporsi
- serviks yang tidak matang dengan beberapa kondisi seperti preeklampsi atau diabetes, dan lain-lain.
- caesarean section sebelumnya
BAB
III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Kematian janin dalam kandungan disebut
Intra Uterin Fetal Death (IUFD), yakni kematian yang terjadi saat usia
kehamilan lebih dari 20 minggu atau pada trimester kedua. Jika terjadi pada
trimester pertama disebut keguguran atau abortus.
IUFD
adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan baik
pada kehamilan yang besar dari 20 minggu atau kurang dari 20 minggu.
3.2
Saran
• Bagi Ibu ibu yang hamil hendaknya
memeriksakan dirinya secara rutin mnimal 4 kali selama kehamilan agar bisa
dideteksi secara dini bila ada kelainan pada janinnya.
• Bagi petugas kesehatan agar senantiasa meningkatkan Pengetahuan dan keterampilannya untuk menurunkan angka mortalitas dan morbiditas Ibu dan anak .
• Bagi teman teman agar belajar yang rajin agar kelak bisa menangani pasien dengan profesional
• Bagi petugas kesehatan agar senantiasa meningkatkan Pengetahuan dan keterampilannya untuk menurunkan angka mortalitas dan morbiditas Ibu dan anak .
• Bagi teman teman agar belajar yang rajin agar kelak bisa menangani pasien dengan profesional
DAFTAR PUSTAKA
Prawiroharjo,
Sarwono.2003.IlmuKebidanan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Mochtar, Rustam.1998, Sinopsis
Obstetri. Jakarta.EGC
SITUS
http://diar13-midyuin08.blogspot.com/2010/03/makalah-asuhan-kebidanan-patologis.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar