tentang aku dan dia

tentang aku dan dia
11 nov 2010

Rabu, 02 Mei 2012

KEHAMILAN DENGAN PENYAKIT


A.     PENYAKIT JANTUNG
Kehamilan dan penyakit jantung akan saling mempengaruhi pada individu yang bersangkutan. Kehamilan akan memberatkan penyakit jantung. Sebaliknya, penyakit jantung akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembanganjanin dalam kandungan, lain halnya pada kehamilan dengan jantung yang normal. Tubuh dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan sistem jantung dan pembuluh darah. Jika seorang wanita hamil mengidap penyakit jantung akan terjadi perubahan-perubahan berikut:
1.      Meningkatnya volume jantung, yang dimulai sejak kehamilan 8 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32 minggu, lain menetap. Kondisi ini bertujuan untuk mencukupi kebutuhan tubuh ibu dan janin yang dikandungnya.
2.      Jantung dan diafragma (sekat rongga dada) terdorong ke atas karena pembesaran rahim.
Dengan demikian. cukup jelas bahwa kehamilan dapat memperberat penyakit jantung. Kemungkinan timbulnya payah jantung (dekompensasi cordis) pun dapat terjadi. Keluhan-keluhan yang sering muncul adalah:
·         Cepat merasa lelah
·         Jantung berdebar-debar
·         Sesak napas, kadang-kadang disertai kebiruan di sekitar mulut (sionosis)
·          Bengkak pada tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda.

Klasifikasi penyakit jantung dalam kehamilan :
Ø  Kelas I
o   Tanpa pembatasan kegiatan fisik
o   Tanpa gejala penyakit jantung pada kegiatan biasa
Ø  Kelas II
o   Sedikit pembatasan kegiatan fisik
o   Saat istirahat tidak ada keluhan
o   Pada kegiatan fisik biasa timbul gejala isufisiensi jantung seperti: kelelahan, jantung berdebar (palpitasi cordis), sesak nafas atau angina pectoris
Ø  Kelas III
o   Banyak pembatasan dalam kegiatan fisik
o   Saat istirahat tidak ada keluhan
o   Pada aktifitas fisik ringan sudah menimbulkan gejala-gejala insufisiensi jantung
Ø  Kelas IV
·         Tidak mampu melakukan aktivitas fisik apapun

Komplikasi :
Komplikasi pada ibu dapat terjadi : gagal jantung kongestif, edema paru, kematian, abortus.
Komplikasi pada janin dapat terjadi : prematuritas, BBLR, hipoksia, gawat janin, APGAR score rendah, pertumbuhan janin terhambat.

Penatalaksanaan :
Sebaiknya dilakukan dalam kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau ahli jantung. Secara garis besar penatalksanaan mencakup mengurangi beban kerja jantung dengan tirah baring, menurunkan preload dengan deuretik, meningkatkan kontraktilitas jantung dengan digitalis, dan menurunkan after load dengan vasodilator.
Penatalaksanaan dilakukan berdasarkan klasifikasinya yaitu :
Ø  Kelas I :
·         Tidak memerlukan pengobatan tambahan
Ø  Kelas II :
·         Umumnya tidak memerlukan pengobatan tambahan, hanya harus menghindari aktifitas yang berlebihan, terutama pada UK 28-32 minggu. Pasien dirawat bila keadaan memburuk.
Kedua kelas ini dapat meneruskan kehamilan sampai cukup bulan dan melahirkan pervaginam, namun harus diawasi dengan ketat. Pasien harus tidur malam cukup 8-10 jam, istirahat baring minimal setengah jam setelah makan, membatasi masuknya cairan (75 mll/jam) diet tinggi protein, rendah garam dan membatasi kegiatan. Lakukan ANC dua minggu sekali dan seminggu sekali setelah 36 minggu. Rawat pasien di RS sejak 1 minggun sebelum waktu kelahiran.
Ø  Kelas III :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar